Kamis, 18 November 2010

Kedatangan Obama Tambah Investasi 1 Miliar Dolar AS

Rabu, 10 November 2010 , 00:45:00 WIB

BARACK OBAMA/IST
  
RMOL.Kalangan pengusaha dan menteri ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) menyikapi secara berbeda kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ke Indonesia, kemarin.
Menteri Perindustrian MS Hidayat yakin, kedatangan Oba­ma akan bermanfaat bagi eko­nomi, khususnya investasi. Seti­dak­nya 1 miliar dolar AS bisa di­kan­tongi oleh pemerintah dalam kunjungan kenegaraan tersebut. Apalagi, sambung Hidayat, terget pertum­buhan ekonomi Indonesia tahun ini ter­tinggi di ASEAN, yakni se­kitar enam persen.
“Kita satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G-20. Jadi secara makro, kita pasti be­nar. Tapi faktanya, inves­tasi AS masih jauh di bawah ne­gara lain. Saya berharap, inves­tasi AS bisa masuk meskipun kita ti­dak bisa ber­­harap terlalu besar ka­rena me­reka sedang recovery (pe­mu­lihan) eko­nomi,” jelas Hidayat di Ja­karta, kemarin.
Hidayat mengaku diminta Pre­siden SBY untuk mendampingi per­temuan bilateral antara Indo­nesia dan AS. Karena itu, dia ber­harap AS bisa berinvestasi di in­dustri-industri alat berat. Saat ini, in­vestasi Negeri Paman Sam ini ba­ru meliputi mining (pertam­ba­ngan) dan oil resourse (minyak bumi).
“Cap Carterpillar sudah masuk. Nilai investasinya hampir satu miliar dolar AS. Yang di atas satu miliar baru Hankook, Korea. Tar­get kenaikan investasi dengan datangnya Obama harus di atas 1 miliar dolar AS,” ujarnya.
Berbeda dengan Hidayat, Ke­tua Umum Apindo) Sofjan Wa­nandi menilai, kedatangan Oba­ma tidak akan banyak mem­bawa peluang investasi. Hal yang harus diingat, lanjut dia, kondisi eko­nomi keuangan ekonomi AS se­dang sulit, sehingga Indonesia tidak bisa berharap terlalu ba­nyak.
“Saya berharap agar hubungan perdagangan bisa berlanjut dan AS bisa membuka pintu masuk. Jangan membuat kebijakan yang menyulitkan. Kerja sama AS saat ini lebih kepada pendidikan, kea­manan dan bukan di bidang eko­nomi. Terutama bidang keama­nan mengingat AS bukan lagi me­rupakan satu-satunya ne­gara super power (adi kuasa) se­hing­ga perlu memperkuat ten­tara ke­amanan,” pungkas Sofjan.
Data ekonomi AS menyebut­kan, dolar AS sempat melemah ter­­hadap euro dan yen. Semen­tara dalam sebuah laporan dise­but­kan, penjualan rumah di AS me­rosot 27,2  persen. Ter­endah se­lama 11-tahun ini. Data itu jauh lebih buruk dari perkiraan pe­snga­mat sehingga me­micu ke­takutan lambatnya pe­mulihan ekonomi di AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar