Menteri Perindustrian MS Hidayat yakin, kedatangan Obama akan bermanfaat bagi ekonomi, khususnya investasi. Setidaknya 1 miliar dolar AS bisa dikantongi oleh pemerintah dalam kunjungan kenegaraan tersebut. Apalagi, sambung Hidayat, terget pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tertinggi di ASEAN, yakni sekitar enam persen.
“Kita satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G-20. Jadi secara makro, kita pasti benar. Tapi faktanya, investasi AS masih jauh di bawah negara lain. Saya berharap, investasi AS bisa masuk meskipun kita tidak bisa berharap terlalu besar karena mereka sedang recovery (pemulihan) ekonomi,” jelas Hidayat di Jakarta, kemarin.
Hidayat mengaku diminta Presiden SBY untuk mendampingi pertemuan bilateral antara Indonesia dan AS. Karena itu, dia berharap AS bisa berinvestasi di industri-industri alat berat. Saat ini, investasi Negeri Paman Sam ini baru meliputi mining (pertambangan) dan oil resourse (minyak bumi).
“Cap Carterpillar sudah masuk. Nilai investasinya hampir satu miliar dolar AS. Yang di atas satu miliar baru Hankook, Korea. Target kenaikan investasi dengan datangnya Obama harus di atas 1 miliar dolar AS,” ujarnya.
Berbeda dengan Hidayat, Ketua Umum Apindo) Sofjan Wanandi menilai, kedatangan Obama tidak akan banyak membawa peluang investasi. Hal yang harus diingat, lanjut dia, kondisi ekonomi keuangan ekonomi AS sedang sulit, sehingga Indonesia tidak bisa berharap terlalu banyak.
“Saya berharap agar hubungan perdagangan bisa berlanjut dan AS bisa membuka pintu masuk. Jangan membuat kebijakan yang menyulitkan. Kerja sama AS saat ini lebih kepada pendidikan, keamanan dan bukan di bidang ekonomi. Terutama bidang keamanan mengingat AS bukan lagi merupakan satu-satunya negara super power (adi kuasa) sehingga perlu memperkuat tentara keamanan,” pungkas Sofjan.
Data ekonomi AS menyebutkan, dolar AS sempat melemah terhadap euro dan yen. Sementara dalam sebuah laporan disebutkan, penjualan rumah di AS merosot 27,2 persen. Terendah selama 11-tahun ini. Data itu jauh lebih buruk dari perkiraan pesngamat sehingga memicu ketakutan lambatnya pemulihan ekonomi di AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar